Senin, 08 Desember 2014

Cerdas dalam Mengonsumsi Susu


       Assalamualaikum, hai sobat Indonesia yang cinta kesehatan, saya akan berbagi ilmu mengenai bagaimana konsumsi susu yang seharusnya bagi manusia. Apakah setiap hari kita harus mengonsumsi susu,  untuk menambah energi, menjaga sistem imun, untuk menggemukkan badan, untuk mencegah osteoporosi, atau karena hobi minum susu?
       Susu tidak asing lagi bagi semua orang. Dipandang dari segi gizi, susu merupakan bahan makanan yang hampir sempurna dan merupakan makanan alamiah bagi binatang menyusui yang baru lahir, dimana susu merupakan satu-satunya sumber makanan pemberi kehidupan segera sesudah kelahiran. Susu didefinisikan sebagai sekresi dari kelenjar susu bnatang yang menyusui anaknya (mamalia)1.
       Sejak lahir yang pertama kali dikonsumsi manusia adalah air susu ibu (ASI) yang secara tidak langsung mendekatkan batin antara anak dan ibu ini. Biasanya ASI diberikan secara eksklusif pada bayi selama 6 bulan, setelah itu bayi bisa diberikan makanan lain untuk menambah kebutuhan energi lainnya (MPASI) yang mudah dicerna oleh bayi seperti pisang, bubur, labu, wortel. Sedangkan susu formula, atau susu pertumbuhan diberikan ketika bayi berumur diatas 1 tahun, karena ketika itu pencernaan bayi telah siap. Susu pertumbuhan hanya berfungsi sebagai pelengkap zat gizi bayi saja bukan merupakan konsumsi utama pada bayi.
      Susu sapi merupakan jenis susu yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Kebiasaan mengonsumsi susu sapi pun berlanjut seterusnya, susu dijadikan teman untuk sarapan roti, atau kebiasaan mengonsumsi sebelum tidur. Susu sapi, kambing, domba, kuda, kerbau dan manusia merupakan susu miskin karena memiliki kadar lemak dan protein relatif rendah. Namun kandungan protein, kasein, dan lemak pada susu sapi lebih banyak daripada ASI. Sedangkan yang termasuk susu kaya yaitu susu yang mengandung kadar lemak dan protein tinggi, misalnya susu ikan paus, kelinci dan anjing laut.
       Taukah sobat, susu tidak baik lagi untuk dewasa dan manula. Bahkan katanya bisa menyebabkan osteoporosis? Mengapa demikian bukannya susu untuk mengatasi osteoporosis?
       Dalam sebuah buku “The Miracle of Enzyme” dikatakan bahwa susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai diusus, susu tersebut semakin menggumpal dan sulit dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan ‘enzim induk’ yang seharusnya lebih dihemat. Enzim induk itu semestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna usus, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis2.
       Maka untuk mencegah osteoporosis dengan mengonsumsi susu lakukanlah sejak dini ketika sistem pencernaan manusia masih baik. Bagi sobat yang sudah remaja, dewasa, atau punya keluarga yang sudah manula sebaiknya mengonsumsi makanan pengganti susu yang mengandung kalsium dan vitamin D untuk kesehatan tulang seperti telur, bayam, brokoli. Jangan konsumsi vitamin D dengan susu secara bersamaan, karena vitamin A, D, E, dan K merupakan vitamin yang larut lemak. Susu mengandung lemak, jika dikonsumsi secara bersamaan kandungan vitamin D akan hilang, jadi sia-sia kan. Selain itu, aktivitas olahraga juga melatih kekuatan tulang, lakukanlah 10 menit dalam sehari, atau minimal 2 kali dalam seminggu.
       Perlu diperhatikan juga nih sobat jika terdapat kelainan, seperti penyakit galaktosemia. Galaktosemia merupakan penyakit kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase yang membantu proses metabolisme galaktosa menjadi glukosa sehingga galaktosa tidak dapat dicerna secara maksimal (kadar galaktosa tinggi). Untuk itu pilihlah susu yang tidak mengandung galaktosemia, bisa digantikan dengan susu formula yang hanya mengandung sukrosa, fruktosa, dan polikarbohidrat.
       Dari penjelasan diatas bukan berarti kita dilarang mengonsumsi susu, namun susu sapi memang lebih diutamakan untuk anak sapinya kurang cocok untuk sistem pencernaan tubuh manusia. Jika pola makan yang dilakukan sobat selama ini sudah baik, yaitu menurut gizi seimbang dan terpenuhi akan zat-zat gizi yang dibutuhkan sebaiknya konsumsi susu dibatasi.
       Terakhir sebagai penutup, saya akan berikan tips membuat susu. Saat membuat susu bubuk dan susu cair atau kental manis gunakan air dingin terlebih dahulu, setelah diaduk baru tambahkan air hangat. Karena penggunaan air panas untuk melarutkan susu akan merusak kandungan zat gizi didalam susu. air yang suhunya lebih panas, molekulnya akan bergerak lebih cepat dan akibatnya molekul air panas akan membentuk ruang yang lebih besar sehingga jarak antar partikel air panas dan gaya tarik (kohesi) antara partikel air panas lebih besar. Sedangkan susu memiliki komponen partikel yang kecil yaitu dispersi emulsi (>0,0001 mm) terdapat pada lemak susu, dispersi koloidal (0,000001 mm) terdapat pada protein, enzim, dan garam yang terikat dalam misel, dispersi molekuler (0,0000001 mm) terdapat pada laktosa laktosa, garam organik, vitamin, dan senyawa nitrogen bukan protein. Jangan sampai konsumsi susu terbuang begitu saja dalam tubuh tanpa mendapatkan manfaatnya1.



Daftar Pustaka
1Muchtadi, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung: Alfabeta.
2Sinya, Hiromi. 2013. The Miracle of Enzym. Bandung: Qanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar